Kamis, 02 April 2015

BAB I pola asuh orang tua yang diterapkan pada anaknya dan pertumbuhan dan perkembangan batita usia 1-3 tahun.

BAB I PENDAHULUAN 

  1.1  Latar Belakang Banyak masalah tumbuh kembang pada batita yang sering kita jumpai seperti masalah KEP (kekurangan energi protein), BGM, obesitas, retardasi mental, gangguan bicara pada batita dan sebagainya. Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifat berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. (Desmita, 2006). Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara  orang tua dengan anak sangatlah penting karena berguna untuk menentukan perilaku anak dikemudian hari merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian  anak terhadap dunia luar (Nursalam, Susilaningrum, utami 2005).
Terkait permasalahan di atas, hasil penelitian Program Pangan Dunia (WFP) tahun 2008 menyebutkan, sebanyak 13 juta batita Indonesia menderita malnutrisi atau gizi buruk. Demikian disampaikan Representative and Country Director WFP Indonesia, Angela Van Rynbach, didampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie seusai acara penandatanganan kerja sama bantuan pangan antara WFP dan Pemerintah Indonesia  (Departemen kesehatan RI, 2006). Sebanyak 5.000 batita di jawa  timur dinyatakan mengalami masalah kurang gizi. Hal ini disebabkan masih tingginya jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut (Dinkes Jawa timur, 2007).    Dari data deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) jumlah batita yang sakit dikabupaten Jombang pada tahun 2007 yang mendapat perawatan adalah 2.954 batita
dari 108.006 batita yang ada. Sementara itu gizi buruk terus mengalami lonjakan. Jika sebelumnya pada tahun 2008 jumlah batita yang menderita gizi buruk hanya 32, kini sudah menembus 45 batita. Jumlah tersebar diberbagai kecamatan (Dinkes Jombang, 2007). 

Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan februari 2009 pada 10 batita umur 1-3 tahun di pustu desa Gula kecamatan Jombang didapatkan4batitamengalamike terlambatan dalam perkembangannya yaitu BGM dan retardasi mental. 2

Hal ini dikarenakan berbagai alasan yaitu faktor ekonomi, faktor kelahiran, faktor pascanatal, dan faktor orang tua. Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan batita perlu dipenuhi berbagai kebutuhan antara lain kebutuhan primer berupa makanan
guna pemenuhan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan dalam
pertumbuhanya, pakaian dan tempat tinggal, serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya, dan peluang mengaktualisasikan dirinya yang didapatkan dari pola asuh orang tua. Sedangkan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi genetika dan hormonal
seperti keluarga, umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor prenatal. Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu atau orang tua dengan batita sangatlah penting karena berguna untuk menentukan perilaku batita dikemudian hari merangsang perkembangan otak batita, serta merangsang perhatian batita terhadap dunia luar (Nursalam, Susilaningrum, utami 2003).
Melihat fenomena diatas peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pola asuh dengan pertumbuhan dan perkembangan batita. Dalam hal ini dapat di antisipasi dengan tindakan selanjutnya, dilakukan penerapan pola asuh yang dapat berguna dalam peningkatan pertumbuhan dan perkembangan batita yang optimal.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat disusun suatu
permasalahan yaitu adakah hubungan pola asuh orang  tua dengan
pertumbuhan dan perkembangan batita usia 1-3 tahun  di Desa Gula
kecamatan Jombang kabupaten jombang.

1.3  Tujuan
1.3.1  Tujuan umum
Menjelaskan tentang  pengaruh pola asuh orang tua terhadap tumbuh
kembang batita di Desa Gula kec. Jombang. 3

1.3.2  Tujuan khusus
1.  Mengidentifikasi tentang pertumbuhan batita di Gula Plandi
2.  Mengidentifikasi tentang  perkembangan motorik kasar,
perkembangan bahasa, perkembangan adaptif motorik halus dan
perkembangan personal sosial batita di Desa Gula
3.  Mengidentifikasi tentang  pola asuh orang tua di Desa Gula
4.  Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan pertumbuhan
dan perkembangan batita di Desa Gula.

1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1  Teoritis
Diketahui bahwa pola asuh orang tua akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan batita. Untuk itu diharapkan dengan pola
asuh orang tua yang sesuai mampu mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangn batita.
1.4.2  Praktis
Memberikan masukan untuk pengembangan pada program KIA di

Desa Gula kec. Jombang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar